Ini tentang akhir kisah setelah kebersamaan bersama seseorang, yang aku tulis pada tanggal 10 Februari 2019.
Kamu
tidak akan mampu memaksakan seseorang untuk peduli kepadamu, tidak akan mampu. Tidak
semua rasa harus sama
Aku telaah dari hari ke hari, aku
yang berusaha terlalu keras, berjuang tanpa henti. Saatnya aku mundur beberapa
langkah dan mencari kesibukan yang lebih berarti.
Memang
mencintai itu tanpa syarat, tetapi sampai kapan itu semua berlabuh ke tempat
yang salah. Saat ini aku tidak tau apakah hatiku berlabuh pada tempat yang
tepat.
Ada banyak pertanyaan terus datang
di kepala ku, sampai kapan aku terus saja merasa terpuruk? Aku harus keluar
dari keadaan ini dan menemukan jalan yang lebih pasti.
Saat ini aku menunggu, ada 18 hari
lagi, aku siap untuk itu, siap dengan semua jawaban. Siap dengan semua resiko
yang akan aku hadapi.
Saat
ini ada pintu yang harus aku buka, dan aku harus meniti dari awal dan memulai
berjuang kembali.
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Jika membaca
catatanku mulai dari paragraph kedua, itu semua bermula dari aku membuka hati,
dan berkenalan dengan seseorang yang sebelumnya aku tidak pernah mengira akan
bisa dekat dan bahkan menyukainya. Semua orang tau jika rasa suka yang timbul,
rasanya semua menjadi indah, itu yang aku rasakan saat itu.
Jika
mengingat kembali bagaimana pertemuan pertama aku dengan dia saat itu, betapa
sederhana untuk memulai pembicaraan,
semua percakapan mengalir begitu cepat, rasanya memori ku sangat besar mampu
menampung semua tentang dia saat itu.
Waktu
terus berlalu berbulan-bulan selalu saja ada hal baik yang aku lihat dari
sikapnya, yang aku ingat dia orang pertama kali berkunjung kerumahku, aku suka
keberaniannya. Dia bahkan memperkenalkan aku dengan keluarganya. Saat itu semua
terasa indah, aku jalani hari semua aku rasakan keindahan.
Dibalik
semua itu, ada rahasia yang aku tahu paling akhir, mungkin sebelumnya semua sudah
terlihat, hanya saja aku belum peka, dan semua itu aku sadari setelah semua
terungkap.
Akan ada hari dimana rasanya dunia
terbalik begitu cepat, aku masih mengingat dengan jelas, hari itu, pagi sekali
dia berbaring sakit dan entah mengapa aku juga merasakan sakit, rasanya
kepedulianku meningkat berkali lipat pagi itu. Aku menemaninya saat itu sampai
dia terlelap tidur, aku merapikan beberapa pakaian, selimut dan smartphone nya
saat itu.
Aku
adalah orang ketika memberi kepercayaan, entah bisa dikatakan 100% aku berikan,
tidak pernah ada rasa ingin memeriksa privasi orang yang aku percayai, tetapi
entah pukul 10 pagi, tiba-tiba jari jemariku bergerak begitu saja, dan membuka
pesan. Saat itu aku hanya ingin dia menyimpan namaku di daftar kontaknya
seperti apa. Tetapi ada pesan yang langsung menarik perhatianku saat itu, aku
menelusurinya, saat itu rasanya aku ditimpa beban yang sangat berat, beban yang
aku tidak bisa jelaskan seperti apa. Ada hampa, kecewa, sakit, sedikit tidak
percaya semuanya berbaur menjadi satu, jika mengingatnya sekarang luka itu
rasanya masih berdenyut tanpa bisa dibendung.
Aku
sampai berkata didalam hati, dengan beribu pertanyaan yang aku tidak ketahui
jawabannya. Dia masih terbaring sakit pagi menjelang siang itu, kau tahu? Aku masih
menemaninya, masih menyiapkan makan dan obat-obatan untuknya saat itu, walau di
kepalaku terngiang isi pesan dengan sahabatnya itu, tunggu bisa disimpulkan dia
bukan sahabat tetapi melebihi sahabat bahkan melebihi dari hubungan yang dia
bangun bersamaku.
Siang
hari rasanya berjalan begitu lamban, dan akhirnya aku memilih berpamitan dengan
keluarganya untuk pulang lebih dahulu, belum 10 menit aku benar-benar tidak
tahan bersyukurnya saat itu ada sahabatku yang mau mendengar ceritaku, aku
menangis tanpa henti saat itu, aku kecewa sampai tidak bisa mencerna atas apa
yang terjadi padaku.
Singkat
cerita, keesokan harinya aku berangkat
ke puskesmas pagi sekali, menyiapkan teh hangat untuknya, karena aku tidak tahu
akan seperti apa kelanjutannya hubunganku dan dia, aku memutuskan melakukan
yang terbaik sampai akhir. Siang hari nya aku tidak ingat tepatnya jam berapa
aku membantunya untuk pulang karena dia pulih lebih cepat dari perkiraan, tapi
sebelum itu aku sudah memberitahu dia, “nanti saat kamu sudah sembuh total ada
yang aku ingin bicarakan.” Dia langsung bertanya kenapa tidak diomongin
sekarang aja? Aku hanya bilang nanti saja.
Sesampai
dirumahnya dia terus memaksa untuk segera mengutarakan apa yang ingin aku
bicarakan. Aku masih ingat apa yang aku katakan saat itu, “Kak maaf banget yah,
aku udah tahu sesuatu, rahasia yang kamu sembunyikan, aku tahu kamu memiliki
seseorang di hati kamu, bukan aku saja! Aku membuka hp kamu kemaren (tiba-tiba
aku langsung teringat, saat dia terbangun ada ekspresi khawatir saat dia
mencari posisi hpnya). Lalu aku lanjut “Aku tau banget kalau cowok itu perlu
banget buat memilih seseorang buat jadi ibu untuk anak-anaknya. Tapi kamu
memberikan aku posisi seperti sekarang benar-benar menguras waktu, pikiran dan
perasaanku. Saat itu aku hampir tak bisa menahan tangisku. Dia memberi
pembelaan saat itu, aku memang tidak bisa berkata apa-apa. Aku memberi dia
kesempatan untuk berfikir selama bulan februari (dan tidak terasa semua itu
sudah satu tahun lamanya), jika dia tidak bisa memutuskan akhirnya memilih
siapa, aku yang akan memilih mundur
Akhir
cerita, aku menagih janji yang sudah kami sepakati saat itu, (walaupun saat
itu, diawal bulan februari aku terus menanyakan keputusan apa yang dia ambil) dan
akhir februari aku Tanya saat itu, dan jawaban yang aku dapat dia tidak bisa
memutuskan dalam waktu singkat dan dia Cuma bilang intinya kalau jodoh nggak
bakal kemana. (klise banget) dan karena sudah tidak ada lagi titik temu, aku
meminta paling tidak kita bertemu, karena saat pertama kali jumpa, ngobrolnya
baik-baik, aku pengen akhirnya juga baik-baik. Tetapi sepertinya dia sudah
tidak memiliki kepercayaan diri saat itu, dan memilih untuk tidak mengangkat
telponku. Hanya ada maaf di pesan terakhir kami.
Siapapun
yang membaca ini, setelah satu tahun cerita ini berlalu, ada kelegaan yang tidak terhingga setelah aku melewati semua dengan percaya diri.
Untuk kamu yang dulu aku kagumi,
setelah semua tindakanmu itu, yang paling membenci kata penghianatan, apakah
sikapmu itu bukan penghianatan? Hmm mungkin bukan, kamu bisa saja berkata aku hanya
sedang memilih. Yahhh kamu benar! Saat ini kamu berbahagia, karena kamu hanya menoreh
luka bukan orang yang terluka.
Saat ini, runtuh semua kekaguman
yang dulu terbangun dengan rapi, aku melihat ketidakpercayaan dirimu, dan aku
bersyukur mengetahui semua itu diawal, setelah satu tahun berlalu, aku terus
bersyukur tidak berakhir menghabiskan waktu untuk hidup bersamamu.
Tidak banyak hal yang aku berikan
padamu, tapi yang tidak banyak itu semua aku berikan sepenuh hati, tidak ada
kebohongan di setiap waktu yang aku
habiskan untuk bercakap dengan mu.Tidak ada penyesalan atas semua yang telah aku lewati, karena aku tidak meninggalkan luka, aku tidak menghianati siapun, aku tidak membohongi siapapun.
Aku bersyukur tidak menghabiskan
hidup denganmu.
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Cerita di atas aku menyingkatnya sebanyak mungkin, aku biarkan menjadi kenangan bahwa aku sebagai wanita adalah sangat berharga.
Komentar
Posting Komentar